Asap ini terlalu tebal ! Aku butuh asap ini menghilang secara ajaib. Aamiin. |
Otak ku nggak ga mau diem. Risih juga yah. Pengen deh lebih serimg pasrah tanpa harus mikirin planning A, planning B, planning C yang dah kayak mau perang aja. Tiap saat, otak aku pengen meledak, aja ada idenya, tapi nggak jalan-jalan proyeknya. Risih ? yaaa... Aku berasa hampa !
Sebagai makluk surga harusnya segala sesuatu di dunia ku itu ajaib. Ini kan perjalanan roh yang cuma dikasih jasad sama Allah. Kok bisa aku tak seajaib ketika masih di surga ? Kok kayaknya ada energi besar yang nggak menginginkan aku mengakses keajaiban itu. Tapi energi itu bukan langsung dari Allah. Energi itu milik Allah yang disaahgunakan oleh makhluknya. Itu yang aku rasankan.
Aku berusaha untuk membuat celah-celah kecil agar energi baik bisa mengoyak energi jahat. Karena dunia aku rasakan sangat sempit, sesempit niqob perempuan yang mengenakannya. Aku merasakan sesak secara mental, saat menulisakan ini pun terasa nyata. Makanya aku ga pernah betah pakai masker. Covid-19 kemarin ? apa itu aku ga kenal !
***
Tiga bulan belakangan yah ? Aku merasa rejeki seret, tapi kenyataannya kalau dihitung banyak, tapi entah kemana habis, nggak menentu. Harusnya aku bisa menanbung, tapi entah kenapa ini ga kelihatan jejaknya.
Aku juga merasa ketinggalan jauh dari sekitar ku, aku sering kali membandingkan coba lihat si A, wah tenar, uangnya banyak, terkenal dan jobnya, waduh berlimpah ruah. Meskipun aku tau di amenggunakan energi negatif. Tapi kenapa hal itu ga datang sama aku dari energi postif yah, ga mau aku menyekutukan Allah, berat !
Coba lihat si B, bulan lalu beli ini, eh sekarang dah beli itu, uangnya tus jut-jut. Keren yah, berarti jobnya banyak, wah pengen juga kayak dia, banyak job. Why not me ?
Wah si C, meskipun caranya ga bener, menghalalkan segala cara, tapi lihat karir naik terus, siapa yang ga kenal dia, apalagi image negatifnya, wew paling di kenal tapi hidupnya baik-baik aja, Nggak ada masalah kayaknya.
Dan empat paragaf diatas bukanlah aku yang sebenarnya, buka aku yang sesungguhnya. Aku menjalani hidup dari dulu tidak demikian, tidak membanding-bandingkan, tapi kok ini aneh ! Kenaoa aku ?
"Kenapa aku?" pertanyaan ini semakin menguat seiring tempat salon langganan ku, Kak Ita bilang,
"Ini bukan Sarah !, hei siapa kamu ? Sarah yang Kak Ita kenal itu, positif, semangat, ga pernah membandingkan hidupnya dengan orang lain, ga pernah negatif, ga pernah meresa tersaingi, kok ini beda. Ngertikan kenapa Kak itu suka curhat masalah pribadi, karena kamu itu dewasa,"
Deg... aku merasakan hal yang sama kak itu, aku belum sempat menjawab, kak Ita sudah ngomong
"Kalau Sarah ga kembali kayak dulu, nggak usah datang ke sini lagi,"
Dan aku nggak merasa terhina, atau kok kakak ini nggak terima saat kondisi aku kayak gini, cuma di kepala "Kan gw bilang juga ape ! ini bukan gw !!"
Waktu itu aku ngobrol sama Kak Ita, usia kehamilan menuju delapan bulan tahun 2022. Wah aku sudah lama juga merasakan kegelapan ini yah. Sampai sekarang aku masih merasa ada kabut asap abu-abu sangat tebal dipikiran ku.
*aku sedang tidak baik-baik saja, aku kewalahan dengan ini semua.